Desa Ngiyono terletak di Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, dan merupakan desa terluas dengan wilayah mencapai 23,62 km² atau sekitar 18,28 persen dari luas kecamatan. Meskipun wilayahnya luas, jumlah penduduk di desa ini relatif kecil, yaitu hanya 1.148 jiwa, dengan kepadatan 49 jiwa/km², menjadikannya desa dengan kepadatan terendah di Japah. Penduduknya terdiri atas 577 laki-laki dan 571 perempuan, dengan rasio jenis kelamin 101,05 yang menunjukkan keseimbangan populasi antara keduanya.
Pemerintahan Desa Ngiyono dijalankan oleh 1 Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, serta 6 perangkat lainnya. Dari sisi infrastruktur sosial dan ekonomi, desa ini masih minim fasilitas perdagangan modern, perbankan, maupun pasar. Oleh karena itu, aktivitas ekonomi masyarakat lebih bertumpu pada sektor agraris, yang menjadi tulang punggung kehidupan sehari-hari.
Selain dikenal sebagai desa agraris, Ngiyono juga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang kuat. Masyarakat setempat sangat menghormati Ki Sigit Soponyono, tokoh leluhur yang diyakini sebagai pelindung para petani. Tradisi ziarah ke makam beliau serta mandi di Sendang Pucung hingga kini tetap dijalankan sebagai wujud penghormatan sekaligus keyakinan bahwa beliau memberikan berkah bagi hasil tani.
Lebih jauh, legenda desa menceritakan bahwa kawasan Ngiyono dahulu merupakan hutan angker sebelum akhirnya berkembang menjadi permukiman berkat peran Ki Maridin dan peristiwa gaib yang melatarbelakangi lahirnya nama “Ngiyono.” Nama ini dimaknai sebagai simbol kearifan lokal dan keberlangsungan hidup masyarakat, yang hingga kini masih dijaga dan diwariskan secara turun-temurun.**Team Website.